Hujan Diatas Awan [1]

Ini dikarenakan hujan tidak turun untuk yang kedua kalinya.
Sebuah perumpamaan sederhana tentang pasti dan tidak pasti. 
Sebuah pertanyaan ringan tentang apa,kenapa,dimana,siapa dan bagaimana.



Hari itu memang akhirnya dia diam disebuah tempat yang tidak tertuliskan dipeta manapun. Entah sengaja terlewat atau memang sebenarnya tidak ada. Sosoknya pun hampir tidak dikenali setiap orang yang lewat mondar mandir didepan sebuah bangunan tua yang acap kali membuat semua yang melihatnya berdecak kagum  akan kemegahannya. 


Namanya "Verloren Paleis" sebuah tempat megah yang sudah tidak tersentuh oleh seorangpun. Tempat menetapnya para kesatria pada jaman dulu. Tempat bersemayamnya semangat perjuangan untuk mempertahankan dan mengamankan cakupan dari wilayah kota tersebut. Mungkin sosok ksatria yang paling diagungkan disana adalah Lord Hyrax. Seorang pemuda tangguh yang membawa perubahan baru seperti renaissance yang terjadi di prancis kala itu. Sebuah semangat persatuan dan saling memahami antar saudara sehingga tidak goyah dengan usaha adu domba yang dilakukan oleh pihak lawan.

Dia menatap patung Lord Hyrax, sebentar memejamkan mata untuk mencari jawaban dari masalahnya dengan menghayati esensi-esensi perjuangan yang dilakukan Lord Hyrax agar bisa di analogikan dengan kondisinya sekarang. Hari itu hatinya sungguh galau dimana pertemuannya dengan Daphine tidak menghasilkan sebuah ketenangan yang sebenarnya ia cari. Mungkin apinya akan padam beberapa saat lagi.

Sambil sedikit bergumam dia berkata " Wat moet ik doen? (apa yang sebenarnya harus saya lakukan?)".
Sebuah kata singkat berupa pertanyaan yang jawabannya bisa sampai gila mencarinya. Seorang tua pun datang menghampiri dan berkata dengan aksen yang sama "Als je altijd weet wat je moet doen dan je bent god. Herinner je bent alleen maar menselijk. *

*) Jika kamu selalu tau apa yang kamu harus lakukan maka kamu itu adalah tuhan. Ingat kamu hanya manusia biasa.

Mungkin kedatangan orang tua itu pun membuatnya sedikit kaget. Namun ia masih penasaran dari maksud perkataan orang tua yang ada disampingnya. "Api sungguh tidak selalu menyala nak, saat kamu berjalan sendiri api pun butuh penyesuaian. Kesesuaian dari pemahaman tentang elemen-elemen yang kamu pahami. Dan hujan pun mungkin tak akan turun terus menerus.", sambung orang tua tadi.

Pikirannya mungkin sekarang sedang mencerna dan melakukan deskripsi singkat pada apa yang orang tua tadi katakan. 

"Seperti dia nak.", seru orang tua itu sambil menunjuk patung Lord Hyrax. "Dia adalah orang yang pantang menyerah pada keadaan. Dia mencoba memahaminya dan melakukan sesuatu dengan jiwa yang damai. Jelas dia punya banyak masalah , namun kita bisa lihat bahwa Kesatria yang sejati adalah seorang Kesatria yang bisa menaklukan dirinya sendiri."

Dia pun berkata "Tapi analoginya bisa saja berbeda dengan teori dari labirin milik Augustine, bahwa secara umum satu jalan keluar yang akhirnya sama adalah awal dari jalan yang lain. Perbandingan masalahnya pun terlihat kabur dan kondisi itu yang ada pada saya.. tentang apa,kenapa,dimana,siapa dan bagaimana."

Bersambung..

0 komentar:

Posting Komentar